https://www.facebook.com/groups/1597145563837361/permalink/1644664889085428/
Thumb Draw: Ilmu Kuno Berusia Ribuan Tahun Nan Agung
Innalhamdalillah. Semenjak anggota grup ini telah mencapai 1000 orang
lebih, maka semoga informasi dan pengetahuan tentang Ilmu Thumb Draw
(Menarik Busur Dengan Jempol) semakin meluas sesuai dengan tujuan
dibuatnya grup ini. Hal ini ditujukan untuk merekonstruksi ilmu kuno nan
agung ini yang telah dilupakan orang semenjak ratusan tahun lalu serta
melestarikannya dengan mempraktikkannya secara benar sesuai dengan pucuk
ilmu dan teknik yang paling baik / state of the art.
Namun
tentunya dengan semakin luasnya informasi, maka makin besar pula
kemungkinan terjadinya distorsi informasi tentang Ilmu Thumb Draw ini,
dengan berbagai alasan dan kepentingan yang melatarbelakanginya. Baik
berupa praktik-praktik yang tidak sesuai pakem, sekedar mencontoh tanpa
memahami detail, teknik ala kadarnya, dan sebagainya yang tentunya dapat
merusak keagungan ilmu ini dan bahkan dapat berujung pada kegagalan
menguasai teknik ini atau menyebabkan kerusakan alat hingga cidera
fisik. Mudah-mudahan kita semua dilindungi dari yang demikian.
Perlu dipahami bahwa ilmu thumb draw ini adalah ilmu kuno yang telah ada
semenjak ribuan tahun lalu, dipraktikkan di wilayah timur dunia oleh
para prajurit dan bangsawan Mesir Kuno, Assyiria, Babilonia, hingga para
mujahid Daulah Islamiyyah, para ksatria di India dan Nusantara, tentara
Persia, China, dan Korea, serta para samurai di Jepang, juga para
penunggang kuda dari Scythia, Hun, Mongol, Tatar, Turki dan sebagainya.
Sejarah telah membuktikan keampuhan ilmu ini dalam menjaga eksistensi
peradaban masa lalu.
Lalu, seiring digunakannya senjata api dalam
kemiliteran dan kehidupan sehari-hari, maka ilmu ini mulai ditinggalkan
orang semenjak abad 17-18 hingga di beberapa wilayah mengalami
kepunahan akibat kolonialisme dan imperialisme barat.
Tinggallah
ilmu ini tersimpan dalam manuskrip-manuskrip kuno, riwayat sejarah dalam
tradisi istana/keraton, kisah rakyat, artefak, relief dan berbagai
peninggalan sejarah ketika satu persatu para ahlinya telah wafat.
Seperti Necmeddin Okyay (1883 – 1976) adalah seorang ahli panahan dan
bowyer/pembuat busur terakhir dari masa Kesultanan Utsmaniyyah/Ottoman
Turki (1229 – 1923), yang dengan wafatnya beliau, terangkat pula ilmu
orisinil panahan Ottoman.
Hingga di akhir abad 20 dan memasuki
abad 21, mulailah para ilmuwan, sejarawan, penggiat, antusias
membuka-buka manuskrip kuno, membaca-baca riwayat sejarah dan
mencari-cari peninggalan sejarah untuk mulai merekonstruksi dan
mempelajari kembali ilmu warisan ummat terdahulu ini. Turki dan Korea
adalah termasuk dari pelopor rekonstruksi ilmu ini, sedangkan di Jepang
ilmu ini terpreservasi dalam Kyudo seiring masih bertahannya kekaisaran
yang telah berusia ribuan tahun.
Sehingga dalam mempelajari ilmu
ini, sekedar mencontoh gambar saja tidak cukup, karena sangat banyak
detail teknik yang tidak terlihat dalam gambar, seseorang harus
mempelajari manuskrip kuno, atau jika tidak memiliki akses ke manuskrip,
berdiskusi dengan mereka yang memiliki akses kepada manuskrip. Itu juga
belum cukup, masih diperlukan diskusi lebih lanjut yang dilengkapi
konteks sejarahnya untk mampu secara benar menginterpretasikan apa yang
dimaksud oleh para ahli di masa lalu dalam manuskrip tersebut. Itu pun
masih belum cukup, masih diperlukan latihan secara serius dan disiplin,
ditambah masukan dari pengalaman mereka-mereka yang sudah mulai mengkaji
dan mempraktikkannya dengan benar yaitu para ahlinya. Baru jika Allah
berkehendak, maka ilmu itu akan paripurna bagi seseorang.
Maka
mari kita menjadi pelajar ilmu thumb draw yang benar,mari perbanyak
membaca dan berdiskusi dalam suasana kekeluargaan dan kekerabatan yang
akrab, perbanyak sharing dan minimalisir ego dan kepentingan, biarkan
persaingan hanya terjadi dalam arena pertandingan, namun di luar itu
kita semua bersaudara.
Seperti ucapan kuno sebagai berikut:
Karena sesama pemanah adalah bersaudara, mereka menembak bersama dan
terluka bersama, satu sama lain saling melindungi dan menjaga...