Friday, June 5, 2015

Thumb Draw: Ilmu Kuno Berusia Ribuan Tahun Nan Agung


https://www.facebook.com/groups/1597145563837361/permalink/1644664889085428/



Thumb Draw: Ilmu Kuno Berusia Ribuan Tahun Nan Agung

Innalhamdalillah. Semenjak anggota grup ini telah mencapai 1000 orang lebih, maka semoga informasi dan pengetahuan tentang Ilmu Thumb Draw (Menarik Busur Dengan Jempol) semakin meluas sesuai dengan tujuan dibuatnya grup ini. Hal ini ditujukan untuk merekonstruksi ilmu kuno nan agung ini yang telah dilupakan orang semenjak ratusan tahun lalu serta melestarikannya dengan mempraktikkannya secara benar sesuai dengan pucuk ilmu dan teknik yang paling baik / state of the art.
Namun tentunya dengan semakin luasnya informasi, maka makin besar pula kemungkinan terjadinya distorsi informasi tentang Ilmu Thumb Draw ini, dengan berbagai alasan dan kepentingan yang melatarbelakanginya. Baik berupa praktik-praktik yang tidak sesuai pakem, sekedar mencontoh tanpa memahami detail, teknik ala kadarnya, dan sebagainya yang tentunya dapat merusak keagungan ilmu ini dan bahkan dapat berujung pada kegagalan menguasai teknik ini atau menyebabkan kerusakan alat hingga cidera fisik. Mudah-mudahan kita semua dilindungi dari yang demikian.
Perlu dipahami bahwa ilmu thumb draw ini adalah ilmu kuno yang telah ada semenjak ribuan tahun lalu, dipraktikkan di wilayah timur dunia oleh para prajurit dan bangsawan Mesir Kuno, Assyiria, Babilonia, hingga para mujahid Daulah Islamiyyah, para ksatria di India dan Nusantara, tentara Persia, China, dan Korea, serta para samurai di Jepang, juga para penunggang kuda dari Scythia, Hun, Mongol, Tatar, Turki dan sebagainya. Sejarah telah membuktikan keampuhan ilmu ini dalam menjaga eksistensi peradaban masa lalu.
Lalu, seiring digunakannya senjata api dalam kemiliteran dan kehidupan sehari-hari, maka ilmu ini mulai ditinggalkan orang semenjak abad 17-18 hingga di beberapa wilayah mengalami kepunahan akibat kolonialisme dan imperialisme barat.
Tinggallah ilmu ini tersimpan dalam manuskrip-manuskrip kuno, riwayat sejarah dalam tradisi istana/keraton, kisah rakyat, artefak, relief dan berbagai peninggalan sejarah ketika satu persatu para ahlinya telah wafat. Seperti Necmeddin Okyay (1883 – 1976) adalah seorang ahli panahan dan bowyer/pembuat busur terakhir dari masa Kesultanan Utsmaniyyah/Ottoman Turki (1229 – 1923), yang dengan wafatnya beliau, terangkat pula ilmu orisinil panahan Ottoman.
Hingga di akhir abad 20 dan memasuki abad 21, mulailah para ilmuwan, sejarawan, penggiat, antusias membuka-buka manuskrip kuno, membaca-baca riwayat sejarah dan mencari-cari peninggalan sejarah untuk mulai merekonstruksi dan mempelajari kembali ilmu warisan ummat terdahulu ini. Turki dan Korea adalah termasuk dari pelopor rekonstruksi ilmu ini, sedangkan di Jepang ilmu ini terpreservasi dalam Kyudo seiring masih bertahannya kekaisaran yang telah berusia ribuan tahun.
Sehingga dalam mempelajari ilmu ini, sekedar mencontoh gambar saja tidak cukup, karena sangat banyak detail teknik yang tidak terlihat dalam gambar, seseorang harus mempelajari manuskrip kuno, atau jika tidak memiliki akses ke manuskrip, berdiskusi dengan mereka yang memiliki akses kepada manuskrip. Itu juga belum cukup, masih diperlukan diskusi lebih lanjut yang dilengkapi konteks sejarahnya untk mampu secara benar menginterpretasikan apa yang dimaksud oleh para ahli di masa lalu dalam manuskrip tersebut. Itu pun masih belum cukup, masih diperlukan latihan secara serius dan disiplin, ditambah masukan dari pengalaman mereka-mereka yang sudah mulai mengkaji dan mempraktikkannya dengan benar yaitu para ahlinya. Baru jika Allah berkehendak, maka ilmu itu akan paripurna bagi seseorang.
Maka mari kita menjadi pelajar ilmu thumb draw yang benar,mari perbanyak membaca dan berdiskusi dalam suasana kekeluargaan dan kekerabatan yang akrab, perbanyak sharing dan minimalisir ego dan kepentingan, biarkan persaingan hanya terjadi dalam arena pertandingan, namun di luar itu kita semua bersaudara.
Seperti ucapan kuno sebagai berikut:
Karena sesama pemanah adalah bersaudara, mereka menembak bersama dan terluka bersama, satu sama lain saling melindungi dan menjaga...

No comments:

Post a Comment